Terjemahan-terjemahan karya Yasunari Kawabata ke dalam bahasa Indonesia sudah banyak dilakukan. "Daun-daun Bambu" yang EA Books terbitkan memuat cerpen-cerpen dan pidato penerimaan Nobel Sastra Yasunari Kawabata.
Month: August 2021
Yasunari Kawabata adalah sastrawan Jepang pertama penerima Nobel Sastra. Karya-karyanya kuat dalam pelukisan, salah satu penyebabnya mungkin karena dia memang pernah bercita-cita menjadi pelukis.
Antologi “Seperti Malam-malam Februari” terbit merekam jejak 20 tahun keakraban Agus Manaji dengan puisi. Antologi ini memuat 110 puisi yang ditulis dalam rentang tahun 1997-2017.
Novel "Jauh di Mata Nekat di Hati" karya Alfin Rizal menyajikan kisah puitis cinta tak sampai. Di sepanjang kisah itu buku, musik, dan kafe berkelindan sebagai bagian tak terpisahkan dari lanskap Yogya pada masa kini.
"Tulisan pada Tembok" memuat puisi-puisi awal Acep Zamzam Noor. Membacanya memungkinkan kita melacak akar kepenyairan Acep Zamzam Noor pada tradisi pesantren.
Pertemuan pembaca dengan sajak seorang penyair adalah "kesunyian masing-masing". Berikut pertemuan saya dengan sajak "Ritual Kepiluan" dan "Rakyat Perah" karya Aslan Abidin.
Meninggal bunuh diri dalam usia muda, Ryunosuke Akutagawa adalah penulis prolifik. Dia biasa dianggap Bapak Cerpen Jepang dan namanya diabadikan sebagai nama salah satu kusala bergengsi.
Henry Rider Haggard lebih terkenal sebagai penulis novel-novel petualangan seperti "She" dan "King Solomon's Mines". Ternyata dia pernah pula menulis satu cerpen horor yang tak kalah bagusnya. Berikut ini terjemahannya.
Keahlian bercerita dalam banyak risalah dianggap sebagai kelebihan seorang pria. Salah satu kisah singkat dari Decameron karya Giovanni Boccaccio ini menggambarkan hal itu, dengan unik.
"Masa Depan Sebuah Ilusi" adalah salah satu buku SIgmund Freud yang kontroversial karena kritiknya terhadap agama sekaligus peradaban. Penyair sekaligus kritikus sastra T.S. Eliot menulis ulasan menarik sekaligus pedas tentang buku tersebut.