“Memikirkan Perasaan dan Merasakan dengan Penuh Pemikiran”: Tentang Kelir Slindet, Telembuk, dan Rab(b)i

Trilogi Kelir Slindet, Telembuk: Dangdut dan Kisah Cinta yang Keparat, dan Rab(b)i ditulis dengan teknik unik. Teknik maupun kontennya mengukuhkan kesejajaran konsep kepengarangan Kedung Darma Romansha dengan konsep estetika Walter Benjamin dan Bertolt Brecht.

Site Footer

Sliding Sidebar

Tentang Penulis

Tentang Penulis

Cep Subhan KM. Lahir di Ciamis tanggal 6 Juni. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi bersama Ludah Surga (2006) dan Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf (2007), sementara beberapa puisinya diikutkan dalam antologi penyair muda Ciamis Kota Menjadi Kata (2017). Sudah menerbitkan novel Serat Marionet (2011) dan dwilogi Yang Tersisa Usai Bercinta (2020) dan Yang Maya Yang Bercinta (2021), dan satu buku puisi, Hari Tanpa Nama (2018). Satu novelnya yang lain, Kosokbali (2021), bisa dibaca di portal Kwikku. Esai-esainya tersebar dalam Jurnal Sajak, Jurnaba.co, dan beberapa media daring lain. Esai kritik sastranya menjadi Pemenang II Sayembara Kritik Sastra DKJ 2022 dan Juara 2 Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail 2023.