Kesusastraan kita memiliki Chairil Anwar si “binatang jalang”, kesusastraan Inggris memiliki Lord Byron dengan “byronic hero”-nya, kesusastraan Prancis memiliki Baudelaire, lalu kesusastraan Arab klasik memiliki Imru al-Qays bin Hujr al-Kindi.
Kesusastraan kita memiliki Chairil Anwar si “binatang jalang”, kesusastraan Inggris memiliki Lord Byron dengan “byronic hero”-nya, kesusastraan Prancis memiliki Baudelaire, lalu kesusastraan Arab klasik memiliki Imru al-Qays bin Hujr al-Kindi.