Jurnal Sajak adalah jurnal yang memuat puisi dan esai karya penyair atau penulis lokal maupun mancanegara. Edisi pertama Jurnal Sajak terbit tahun 2011 dan No. 14 sebagai edisi terakhir terbit tahun 2016.
2011
Jurnal Sajak No. 1, Tahun I, 2011. Tema: Puisi Perempuan, Perempuan Puisi.
Esai:
- Octavio Paz, “Suara Lain”, hal. 22-35. Diterjemahkan dari versi bahasa Inggris oleh Max Arifin.
- Dorothea Rosa Herliany, “Jejak Penyair Perempuan”, hal. 56-62.
- Joko Pinurbo, “Di Sudut Bibirmu Ada Sebutir Puisi”, hal. 63-69. Mengulas buku puisi Hanna Fransisca, Konde Penyair Han.
- Ian Campbell, “Misteri, Alusi, dan Realisme Sajak Nenden Lilis Aisyah”, hal. 70-88.
- D. Zawawi Imron, “Melukis Ibu dalam Puisi”, hal. 99-104.
- Wyslawa Szymborska, “Penyair dan Dunia”, hal. 124-129. Pidato penerimaan nobel sastra,, 7 Desember 1996. Diterjemahkan oleh Agus R. Sardjono.
- Jamal D. Rahman, “Metafor”, hal. 139-145.
Jurnal Sajak No. 2, Tahun I, 2011. Tema: Puisi & Relijiusitas.
Esai:
- Berthold Damshäuser, “Merindukan Puisi yang Bukan Prosa: Merindukan Sajak”, hal. 4-8.
- Mario Vargas Llosa, “Matinya Para Penulis Besar”, hal. 23-27. Diterjemahkan oleh Tia Setiadi.
- Abdul Hadi W.M., “Tasawuf dan Sastra Sufi”, hal. 37-45.
- Acep Zamzam Noor, “Posisi Saini”, hal. 69-76.
- Sunu Wasono, “Para Jagoan dan Orang-Orang Malang dalam Ballada Rendra”, hal. 92-106.
- Agus R. Sarjono, “Beberapa Renungan tentang Puisi”, hal. 107-119.
- Anonim, “Tomas Gösta Tranströmer: Penyair Relijius Pemenang Nobel Sastra 2011”, hal. 120-123. Biografi ringkas, diikuti oleh terjemahan 10 puisinya oleh Agus R. Sarjono.
- Jamal D. Rahman, “Haji Hasan Mustapa: Penyair Sufi dari Tatar Sunda”, hal. 132-136.
2013
Jurnal Sajak No. 6, Tahun 3, 2013. Tema: Indonesia Tanpa Diskriminasi.
Esai:
- Jamal D. Rahman, “Diskriminasi, Puisi, Jembatan”, hal. 4-8.
- Christoph Antweiler, “Budaya Universalia Raya: Sebuah Dasar bagi Humanisme Terbuka di Indonesia”, hal. 9-31. Diterjemahkan oleh Agus R. Sarjono.
- Leon Agusta, “Indonesia Tanpa Diskriminasi: Pendekatan Budaya Demi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”, hal. 32-44.
- Abdul Hadi W.M., “Kebhinekaan Beragama dalam Perspektif Tasawuf”, hal. 45-55.
- Berthold Damshauser, “Laporan tentang Sebuah Diskusi: Camkanlah: Indonesia adalah Sarang Toleransi”, hal. 66-71.
- Ahmadun Yosi Herfanda, “Paradigma Abdul Hadi W.M. dalam Sastra Indonesia”, hal. 84-88.
- Abdul Rozak Zaidan, “Sajak-sajak STA dalam Episode Kematian Istri”, hal. 132-138.
Jurnal Sajak No. 7, Tahun 3, 2013. Tema: Alam Puisi, Puisi Alam.
Esai:
- Ahmad Syubbanuddin Alwy, “Puisi, Alam, dan Kepenyairan”, hal. 4-8.
- Soni Farid Maulana, “Menatap Tatar Sunda Lewat Priangan Si Jelita”, hal. 17-24.
- Dorothea Rosa Herliany, “Dari Arab Sampai Sumatra”, hal. 49-53.
- Seamus Heaney, “Menghargai Puisi”, hal. 63-78. Pidato nobel sastra, 7 November 1995. Diterjemahkan oleh Tia Setiadi.
- Ahmadun Yosi Herfanda, “Puisi di Tengah Gempita Industri Kreatif”, hal. 116-123.
- Cep Subhan KM, “Epitalamion Sepi Evi Idawati”, hal. 146-156.
2014
Jurnal Sajak No. 8, Tahun IV, 2014. Tema: Alam Puisi, Puisi Alam.
Esai:
- Ahmad Tohari, “Membela dengan Sastra (Sebuah Pidato Kebudayaan)”, hal. 19-24.
- Sutardji Calzoum Bachri, “Puisi Rida K. Liamsi: Sekilas Komentar”, hal. 39-43.
- Nguyen Phan Que Mai, “Vietnam: Puisi, Mitos, dan Sebuah Visi Utopia”, hal. 53-56.
- Joko Pinurbo, “Tiga Narasi, Tiga Cinta, Tiga Ironi: Catatan Atas Juara Lomba Menulis Puisi Esai”, hal. 133-141.
- Gadis Arivia, “Pulang Melawan Lupa: Bahasa Sastra Perempuan Memecah Kebisuan”, hal. 153-157.
Jurnal Sajak No. 9, Tahun 4, 2014. Tema: Kini, Esok, Kemarin.
Esai:
- Agus R. Sarjono, “Esok, Kini, Kemarin”, hal. 4-9.
- Putu Wijaya, “Puisi”, hal. 35-38.
- Jorge Luis Borges, “Kredo Seorang Penyair”, hal. 53-68. Diterjemahkan oleh Tia Setiadi.
- Franz Magnis-Suseno, “Tantangan bagi Pluralisme Indonesia”, hal. 77-83.
- Abdul Hadi W.M., “Kebudayaan, Kekuasaan, dan Krisis”, hal. 93-106.
- Abdul Hadi W.M., “Gabriela Mistral: Penyair Perempuan Chili dan Sajak-sajaknya”, hal. 132-133.
- Cep Subhan KM, “Tulisan pada Tembok Pesantren dan Sanad Kepenyairan Acep Zamzam Noor”, hal. 138-154.
Jurnal Sajak No. 10, Tahun IV, 2014. Tema: Puisi dan Keheningan.
Esai:
- Agus R. Sarjono, “Puisi, Bunyi, Keheningan”, hal. 4-14.
- Afrizal Malna, “Buku dan Kesibukan Bahasa Pindah Rumah (Dari Pameran Frankfurt Book Fair 2014)”, hal. 37-42.
- Octavio Paz, “Pengisahan dan Nyanyian pada Puisi Panjang”, hal. 53-70. Diterjemahkan oleh Max Arifin.
- Sapardi Djoko Damono, “Teknologi Sastra (Pidato Penerimaan Anugerah Sastera Mastera 2014)”, hal. 86-95.
- Joko Pinurbo, “Membaca Puisi di Atas Puisi”, hal. 106-109.
2015
Jurnal Sajak No. 11, Tahun 5, 2015. Tema: Senandung Tanah Air.
Esai:
- Jamal D. Rahman, “Imajinasi Tanah Air”, hal. 4-9.
- Wolfgang Rubin, “Perjumpaan Saya dengan Indonesia”, hal. 27-32.
- Agus R. Sarjono, “Sitor Situmorang: Antara Benua dengan Benua, Tertunggu Rindu Pengembara”, hal. 47-58.
- Emha Ainun Nadjib, “Dari Esai, Esais, Manusia, hingga Waganegara”, hal. 62-68.
- Berthold Damshäuser, “Dipandang dari Seberang: Kemelayuan dan Sastra Melayu di Mata Orang Jerman”, hal. 83-98.
- Octavio Paz, “Mengunjungi Robert Frost”, hal. 137-143. Diterjemahkan oleh Tia Setiadi.
Jurnal Sajak No. 12, Tahun 5, 2015. Tema: Puisi, Humor, Gelak Tawa.
Esai:
- Agus R. Sarjono, “Puisi, Humor, Gelak Tawa”, hal. 4-10.
- Joni Ariadinata, “Puisi Esai dan Matinya Ironi”, hal. 11-48.
- Jacob Sumardjo, “Mengapa Puisi?”, hal. 59-67.
- Berthold Damshäuser, “’Puisi Esai’: Ke Mana Ia Sanggup Berkembang?”, hal. 83-88.
- Tia Setiadi, “Sastra yang (Tak) Terpencil dan Tiga Epifani Gelap: Tentang Pemenang Lomba Puisi Esai 2014”, hal. 142-156.
Jurnal Sajak No. 13, Tahun 5, 2015. Tema: Pesan Perdamaian dari Vietnam.
Esai:
- Agus R. Sarjono, “Vietnam, Kopi, Perdamaian, dan Puisi”, hal. 4-11.
- Hüu Thinh, “Sastra, Persahabatan, dan Jaringan”, hal. 25-28. Diterjemahkan oleh Agus R. Sarjono.
- Naowarat Pongpaiboon, “Tiga Bagian dari Kebijaksanaan Puitis”, hal. 45-47. Diterjemahkan oleh Agus R. Sarjono.
- Didik Siswantono, “Membaca Vietnam: Imaji dan Es Loli”, hal. 63-66.
- Eka Budianta, “Puisi Era Reformasi”, hal. 106-109.
- Berthold Damshäuser, “Tak Ada Pembatas: Catatan mengenai Sapardi Djoko Damono”, hal. 116-119.
- Tia Setiadi, “Ketika Setiap Kata adalah Eksil: Pertemuan Kecil dengan Penyair Palestina Nathalie Handal”, hal. 129-134.
- Acep Zamzam Noor, “Puisi dan Pidato”, hal. 139-143.
- Agus R. Sarjono, “Bentangan Sunyi Ahmad Syubbanuddin Alwy (1962-2015)”, hal. 147-152
Wawancara:
- Rudhramoorthy Cheran, “Hidup itu Indah Dibanding Jadi Martir Tetapi Harus Mati”, hal. 84-92.Cheran adalah penyair Tamil Srilanka, pewawancara Dorothea Rosa Herliany.
2016
Jurnal Sajak No. 14, Tahun 6, 2016. Tema: Menghikmati Alam, Memuisikan Lingkungan.
Esai:
- Agus R. Sarjono, “Puisi, Alam, Modernitas”, hal. 4-9.
- Mien Achmad Rifai, “Alam dan Lingkungan dalam Suara Penyair Madura”, hal. 47-55.
- Abdul Malik, “Supaya Pekerjaan Jadi Ugahari dalam Perspektif Raja Ali Haji”, hal. 71-75.
- Octavio Paz, “Penyimpangan dan Penyatuan Sastra dan Modernitas”, hal. 81-100.
- Matroni Musèrang, “Sebuah Esai Perjumpaan dengan Lumbung Perjumpaan”, hal. 113-121.
- Arip Senjaya, “Puisi & Bhinneka Tunggal Ika”, hal. 129-133.
- Agus R. Sarjono, “Leon Agusta (1938-2015): Rantau, Kembara, Kepulangan, Hukla!”, hal. 142-147.