Nilai Penting Novel

D.H. Lawrence

Jadi, saya sesungguh-sungguhnya menyangkal bahwa saya hanya merupakan satu jiwa, atau satu raga, atau satu pikiran, atau satu inteligensi, atau satu otak, atau satu sistem saraf, atau sekumpulan kelenjar, atau apa pun lainnya yang merupakan bagian dari saya ini. Keseluruhan lebih besar daripada bagian. Maka dari itu, saya, yang merupakan manusia hidup, lebih besar daripada jiwa, atau spirit, atau raga, atau pikiran, atau kesadaran saya, atau apa pun lainnya yang hanya merupakan satu bagian dari saya. Saya adalah seorang manusia, dan hidup. Saya seorang manusia yang hidup, dan sepanjang saya bisa, saya ingin terus menjadi manusia yang hidup.

Karena alasan inilah saya seorang novelis. Dan menjadi seorang novelis, saya memandang diri saya sendiri unggul dibandingkan santo, ilmuwan, filsuf, dan penyair, yang mana semuanya merupakan para empu yang hebat atas kepingan manusia hidup yang berbeda, tetapi tak pernah melakukan sesuatu sepenuhnya. 

Novel adalah satu-satunya kitab hidup yang gemilang. Buku-buku bukanlah kehidupan. Mereka hanyalah getaran-getaran pada biru langit. Akan tetapi novel sebagai sebuah getaran bisa menyebabkan keseluruhan manusia yang hidup menjadi gemetar. Yang mana hal itu lebih daripada getaran yang bisa dilakukan oleh puisi, filsafat, sains, atau buku apa pun yang lain.

Novel adalah kitab hidup. Dalam pengertian ini, Bibel adalah sebuah novel membingungkan yang hebat. Anda bisa mengatakan, ia mengisahkan Tuhan. Akan tetapi ia sebenarnya kisah tentang manusia yang hidup. Adam, Hawa, Sarah, Ibrahim, Isak, Yakub, Samwil, Daud, Batseba, Ruth, Esther, Sulaiman, Ayub, Isaiah, Yesus, Mark, Yudas, Paul, Peter: apakah Bibel itu jika bukan tentang manusia hidup, dari awal sampai akhir? Manusia hidup, bukan sekadar kepingan-kepingan. Bahkan Tuhan adalah manusia hidup yang lain, pada satu semak yang terbakar, melemparkan tablet-tablet batu ke kepala Musa.  

Sumber: D.H. Lawrence, “Why the Novel Matters”, The Theory of Criticism: From Plato to the Present (ed. Raman Selden), hal. 506-507.

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer

Sliding Sidebar

Tentang Penulis

Tentang Penulis

Cep Subhan KM. Lahir di Ciamis tanggal 6 Juni. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi bersama Ludah Surga (2006) dan Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf (2007), sementara beberapa puisinya diikutkan dalam antologi penyair muda Ciamis Kota Menjadi Kata (2017). Sudah menerbitkan novel Serat Marionet (2011) dan dwilogi Yang Tersisa Usai Bercinta (2020) dan Yang Maya Yang Bercinta (2021), dan satu buku puisi, Hari Tanpa Nama (2018). Satu novelnya yang lain, Kosokbali (2021), bisa dibaca di portal Kwikku. Esai-esainya tersebar dalam Jurnal Sajak, Jurnaba.co, dan beberapa media daring lain. Esai kritik sastranya menjadi Pemenang II Sayembara Kritik Sastra DKJ 2022 dan Juara 2 Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail 2023.